HUMANIORA, suluhdesa.com | Guru adalah profesi nan mulia. Dari gurulah sumber pengetahuan berasal, sebelum seorang anak mengenal buku, internet dan sebagainya.
Guru adalah orang yang pertama mengajarkan ketrampilan membaca dan menulis. Dan, guru akan selalu dikenang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa oleh siapapun sekalipun ia seorang pemberontak.
Inilah yang terjadi antara gerilyawan Gusmao dan seorang guru berasal dari Manado.
Cerita bermula Sem Wokas mengabdi sebagai guru di Timor - Timur (Kini Timor Leste), masa dimana Timor Timur lepas dari pangkuan pertiwi.
Kerusuhan pecah segera setelah referendum yang dimenangkan kubu pro kemerdekaan. Terjadi perang saudara, antara yang pro kemerdekaan dan pro integrasi.
Kalah dalam jejak pendapat, akhirnya, pro integrasi harus tinggalkan Timor Timur dengan batas waktu yang ditentukan oleh pihak pro kemerdekaan.
Melanisir dari TribunManado, dikatakan jika pro integrasi melewati deadline yang diberikan tanggal 30 Oktober 1999, maka kubu pro kemerdekaan akan membantai warga pro integrasi.
Sayangnya, informasi tersebut tidak sampai di telinga Sem Wokas dan beberapa kawan guru lainnya.
Karena sibuk mengajar, mereka menghiraukan pamflet yang dilempar dari udara.
Lewat dari tanggal 30 oktober, Sem dan kawan-kawan ditangkap.
Pemimpin pasukan yang menangkap Sem bernama Gusmao, masih memiliki hubungan daerah dengan Xanana Gusmao, panglima perang kala itu yang kelak menjadi presiden Timor Leste.
Gusmao adalah seorang gerilyawan, berbadan besar, suaranya tinggi, dan berwajah sangar.
Gusmao langsung menodong dengan pistol. Segala sumpah serapah keluar dari mulut Gusmao menyusul kemudian pesan kematian.
"Kalian makan di Timor, berak di Timor, mati juga di Timor," kata dia.
Sem merasa ajalnya sudah dekat. Ia pun pasrah.
Artikel Terkait
Anies-AHY Bawa Gaya Baru Jelang Pilpres 2024, Anies-AHY Saling Menguatkan, Anies-AHY Saling Mengisi
Siswa Sekolah Jam 5 Pagi Adalah Kebijakan Revolusioner, Ucapan Kadis Pendidikan NTT Dangkal Dan Mengada-ada
Ini Kronologi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Korban Tewas 13 Orang Bukan 17
Pertamina Fokus Pemadaman dan Evakuasi Warga Korban Kebakaran Di Plumpang
Erick Thohir Minta Pertamina Selamatkan Warga dan Segera Usut Terbakarnya Pipa BBM Plumpang
Ini Penjelasan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Terkait Penundaan Pemilu
Ucapan Kontroversi Viktor Laiskodat: Tutup Facebook, Sarjana Peternakan Tak Laku, Yang Miskin Tak Masuk Surga
Viral! Guru Perempuan Tampar Siswa Di Kelas, Siswa Gantung Diri Dan Alasannya Ditemukan Dalam Surat Wasiatnya
Hakimi Didakwa Atas Tuduhan Pelecehan Seksual Yang Dilakukannya Ketika Istri dan Anak-Anaknya Sedang Berlibur
70 Tahun Usia Beasiswa Australia, Sekolahkan Lebih Dari 200.000 Anak Indonesia di Negeri Kanguru