• Selasa, 26 September 2023

PENDIDIKAN ANAK: KEKUATAN ORANG ISRAEL, Obrolan Ringan Dengan Keluarga Swiss-Israel

- Selasa, 4 April 2023 | 09:07 WIB
Bangsa Israel. (Istimewa)
Bangsa Israel. (Istimewa)

Saya terkagum-kagum mendengar ceritera pengalaman itu. Kehebatan mereka karena pendidikan dalam keluarga. Lebih lanjut Tanja katakan: "Stefan, bangsa kami kecil, tapi banyak dimusuhi. Kami memiliki banyak kehebatan. Karenanya kami ditakuti semua negara tetangga dan disegani dunia".

Penulis: Stefanus Wolo Itu (Warga Indonesia, tinggal di Eiken AG Swiss)


suluhdesa.com | Malam tadi saya mengunjungi keluarga Israel-Swiss di Stein. Ja, kunjungan orang Indonesia ditengah pro kontra kehadiran team sepak bola Israel U-20 di Indonesia.

Saya mengenal keluarga ini sejak Desember 2014, melalui puteri mereka Dynia salah satu puteri altar paroki. Karena baru tiba dari Jerman, saya berusaha mengenal umat, termasuk putera puteri Altar. Saya menanyakan nama, tempat tinggal dan asal usul orang tua.

Mereka datang dari pelbagai bangsa: Swiss, Jerman, Italia, Austria, Polandia, negara-negara eks Jugoslavia, Amerika Latin, Afrika dan Thailand. Saya juga menanyakan asal usul Dynia. Dynia menjawab: "Ibu saya Lydia orang Swiss dan ayah saya Tanja dari Israel. Mama saya katolik. Ayah saya penganut Yahudi. Tapi keluarga kami rukun. Bapak mendukung saya dibabtis katolik, menerima komunio pertama dan menjadi puteri altar".

Baca Juga: Imbas Moeldoko Ajukan PK, Ratusan Kader Partai Demokrat NTT Datangi PTUN Kupang, Begini Penjelasan Leo Lelo

Tahun 2015 saya mengunjungi mereka. Rumah mereka letaknya di pinggir sungai Rhein, tak jauh dari industri farmasi Novartis. Kami menikmati kopi sore sambil berkisah tentang negara Israel dan Indonesia. Waktu terus berlalu. Karena kesibukan kami jarang bertemu. Dynia juga sudah tidak aktif lagi sebagai puteri altar karena harus lanjut studi kedokteran di Universitas Zürich.

Malam tadi 31 Maret kami bertemu lagi. Kami menikmati makanan khas Israel seperti kacang almond, kurma, ikan salmon dan sayur. Setelah makan mereka mereka menunjukan alat musik piano, biola dan perangkat musik lainnya. Mereka juga menunjukan kaset-kaset lagu klasik. Dan tak kalah menarik mereka menunjukan buku-buku dan perangkat belajar Matematika. Mereka menggunakannya saat sang istri mengandung dan saat Dynia masih kecil.

Mereka berceritera tentang kebiasaan keluarga-keluarga Yahudi, situasi Israel, Palestina dan timur tengah umumnya. Setiap tahun mereka selalu berlibur ke Israel. Mereka mengunjungi tanah tumpah darah dan saudara saudari sebangsanya. Nasionalisme dan kerinduannya kembali ke kota Sion, Jerusalem tidak pernah pudar meski sudah lama tinggal di Swiss.

Tanja berceritera bahwa Israel adalah satu-satunya negara bangsa Yahudi. Negara kecil ini luasnya 22,145 km persegi. Ya, hampir dua kali luas pulau Flores. Israel berbatasan dengan laut Tengah, Libanon, Suriah, Palestina, Yordania dan Mesir. Sesuai data 2021 jumlah penduduknya 9,364 juta jiwa.

Israel menjunjung tinggi kebebasan beragama. Penganut agama terbesar adalah Yahudi 6.820 juta jiwa atau sekitar 74,2 %. Urutan kedua Muslim 17,8 %. Agama kristen menempati urutan ketiga yaitu 2 % dan terakhir agama Druze atau Daraziyah 1,6. Keempat agama ini hidup berdampingan secara damai. Dalam urusan agama tidak ada kecemasan akan diktator agama mayoritas atau tirani agama minoritas. Bila berziarah ke Israel kita menjumpai warga keempat agama itu di semua obyek wisata suci.

Tanja seorang Doktor Biotehnologi dan bekerja di perusahaan farmasi terkenal Novartis. Dia mengenal dan menyebut hampir semua ilmuwan terkemuka keturunan Yahudi. Albert Einstein, penemu teori Relativitas yang studi di Universitas Zürich dan tinggal di Swiss. Thomas Alva Edison, penemu bola lampu listrik. Leonard Kleinrock penemu Internet dan Lary Page penemu mesin pencari Google. Ada Mark Zuckerberg, penemu aplikasi Facebook, Bill Gates penemu Microsoft dan Andy Rubin, pencipta sistem operasi Android.

Mayoritas penerima Nobel adalah orang-orang keturunan Yahudi. Dari 170-an peraih Nobel ilmu pengatahuan, 102 penerimanya berkebangsaan Yahudi. Ada begitu banyak perusahaan multinasional yang menguasai dunia dewasa ini. Mungkin juga ada di Indonesia. Sebut saja Carrefour, Barric Gold, Baskin Robbins, Danone, Dell, Delta Galil, Hagen Dazs Ice Cream, Intel Corporation, Philip Moris, Revlon, Starbucks Cooperation, Star TV dan masih banyak lagi. Semuanya dikelola oleh para pebisnis keturunan Yahudi.

Saya begitu kagum dan penasaran. Saya bertanya pada Tanja: Mengapa kualitas intelektual orang Israel dan orang Yahudi umumnya begitu hebat? Dia menjawab tegas: "Orang Yahudi cerdas karena ketekunan para ibu!" Mereka memperhatikan pendidikan sejak bayi dalam kandungan. Bahkan mereka meyakini bahwa sejak terjadi pembuahan antara sel telur dan sel sperma, otak janin sudah mulai terbentuk.

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Artikel Terkait

Terkini

Menyembuhkan Luka lewat Cinta

Selasa, 19 September 2023 | 12:01 WIB
X