KUPANG, suluhdesa.com | Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kupang Timur bernama Olga Clara Soares menuliskan sebuah puisi yang sangat menyentuh.
Puisi berjudul "Jangan Panggil Aku Tiles" dibacakan oleh Olga Ketika mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Kecamatan Semau Selatan, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu.
Membacakan puisi itu dengan sangat baik khas seorang penyair. Berapa warga yang hadir mendokumentasikan Olga membacakan puisi dan dibagikan ke sosial media dan viral di jagat maya.
Begini isi puisi milik Olga yang sangat menyentuh hati.
Baca Juga: Hari Buruh Internasional: Menghormati Pekerja di Seluruh Dunia
Semesta menulis takdirnya Tanpa Kompromi
Mengagetkan Mimpi yang Harmoni
Lalu terdengar Teriakan Jajak Pendapat Yang Sekarat
Aku Nelangsa Menemui Hidup Yang Miris
Padat, Sarat dan Melarat
Kami Tentu Tak Tinggal Menetap
Kami Warga Baru Yang Akrab Dengan Stigma
Manusia Kasar, Beringas, Penuh Amarah dan Kasar
Kami Bersama Tapi Terbeda Oleh Perbedaan
Kami Tiles dan Mereka Lokal
Padahal Demi Cinta Kami Pada Negara Indonesia
Membuat Kami Rela Menikmati Camp Camp Pengungsian
Lantai-Lantai Rumah Kami Beralas Tanah
Bahkan Tak Jarang Kami Menatap Langit Dari Atap Rumah Kami
24 Tahun Kami Berlalu Kami Tetap Dianggap Tiles
24 Tahun Berlalu Kami Tetap Dipanggil Pengungsi
Tanah Ladang Kami Mencari Sesuap Nasi Hanya Pinjaman
Dan Kami Tak Mendapat Hati Yang Tulus Menerima
Aku Indonesia Kita Indonesia
Kami Bagian Yang Terucap Dalam Bhineka Tunggal Ika
Aku Cinta Bangsaku, Aku Cinta Negeriku
Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia.
Olga ketika diwawancarai wartawan Suluh Desa, Sabtu, 29 April 2023, mengatakan bahwa puisi yang ditulisnya berangkat dari pengalamannya sehari-hari.
Ia merasa sedih karena banyak warga ekodan masih dipanggil Tiles (Timor Leste) padahal merupakan warga Indonesia yang sah.
"Sakit hati kaka karena bagi kami tetap Timor Leste walaupun kami sudah lama menetap di Indonesia. Tapi tetap kami disebut warga yang mengungsi di Indonesia padahal kami juga mau disebut anak Indonesia bukan Timor Leste atau Timor Timur," ujar Siswa Kelas X Yang memiliki cita-cita jadi penulis ini.
Meski demikian pengagum Chairil Anwar ini tidak berkecil Hati. Ia Tetap akan terus mencintai Indonesia tanpa henti meski sebutan pengungsi masih kerap terdengar dalam kesaharian.
Artikel Terkait
Agustinus Pinto, Anggota DPRD Belu Dilaporkan ke Polisi oleh Bernadinus Taek
Anggota DPRD Belu Agus Pinto Meninggal Dunia
Agustinho Pinto Tutup Usia, Masyarakat Eksodan Timor-timur Merasa Sangat kehilangan
DPRD Belu Terima Jenazah Agustinho Pinto
Anggota DPRD Malaka menyampaikan Turut Belasungkawa Atas meninggalnya Anggota DPRD Belu, Agustinho Pinto
Organisasi Bela Diri KORK Asal Timor Leste Resmi Hadir di Indonesia, Dipimpin Bento Cortereal Marcal
Buka Kompetisi Off RoadĀ NTT-Timor Leste Di Bolok, Ini Yang Dikatakan Wagub NTT Dan Danrem 161 WS
Anggota Parlemen Timor Leste Alumni Undana Jadi Wakil Presiden Seapac Asean