Ngalu Roga dan Imajinasi Tentang Pembangunan

- Selasa, 4 Oktober 2022 | 07:20 WIB
Ngalu Roga. (Foto: Niko Loy)
Ngalu Roga. (Foto: Niko Loy)

NGALU ROGA, suluhdesa.com | Namanya Ngalu Roga, tetapi lebih dikenal dengan nama Tanjung Bendera. Letaknya di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT. Tanjung berselimut rumput sabana ini dulu disebut Ngalu (Tanjung) Roga oleh orang-orang di sekitar teluk aimere. Nama Ngalu Roga merujuk pada siapa pemilik tanah luas ini. Mereka adalah orang-orang Roga atau Rongga di Manggarai Timur. Perubahan menjadi Tanjung Bendera tidak diketahui sejarahnya.

Tanjung ini milik orang Manggarai Timur, tetapi narasi tentangnya ada juga sejarah lokal orang Ngada. Dalam legenda migrasi, muara sungai Wae Mokel, di sisi timur Ngalu Roga adalah tempat pendaratan leluhur orang Ngada. Konon, mereka datang Sina One (China Dalam), menyinggahi Jawa, ke Raba (Bima), kemudian ke Wio (Sumba), terakhir lego jangkar tak jauh dari sabana indah ini.

Tanjung ini juga menjadi satu nodal penting dalam orientasi spasial orang Ngada. Ia adalah tempat matahari padam dan menandai akhir hari. Juga akhir hidup dalam persepsi kolektif orang Ngada. Leza da mese gha zale ngalu roga (Matahari sudah terbenam di Ngalu Roga) adalah ungkapan yang menandai putus napas seseorang. Hidup fisik berpindah ke hidup tak fisik pasca kematian.

Selain itu, dalam narasi lama orang pesisir selatan Ngada, Ngalu Roga merupakan ruang asing. Sesuatu yang jauh dan agak bersifat mistis. Padang rumput ini disebut sebagai tempat ‘dora’, sejenis ‘penyamun’ lokal, tinggal.

Narasi ini mungkin muncul karena tanah menjorok ini terasa begitu dekat dan tetapi juga jauh kalau dipandang dari Teluk aimere. Jalur jalan darat saat itu belum ada. Bisa juga, imajinasi timbul dari efek optik. Saat memandang tanjung ini di terik siang, padang terlihat seperti bergerak bergelombang. Kapal-kapal dari barat, tiba-tiba dari muncul dari balik tanjung. Timbul dari sebuah dunia lain, dunia di balik Ngalu Roga.

Baca Juga: Kebangkitan Sepakbola Manggarai

Citra mistis, tempat spirit, tempat penyamun selama puluhan tahun menjaga sustainabilitas ekosistem pantai di tempat ini. Berbeda dengan sekarang, pantai di sekita Ngalu roga jarang didatangi. Tekanan terhadap lingkungan rendah. Karena itu, pada saat itu siput, kerang dan ikan berkembang dengan baik.

Berdiri di Ngalu Roga dan Mengijaminasikan Bandara

Akhir-akhir ini Ngalu roga atau Tanjung Bendera menjadi salah tujuan wisata. Lanskap sabananya memang ciamik. Jika punya lensa lebar, keindahan teluk aimere dengan latar Inerie yang agung dapat anda jebak dalam kamera. Jika beruntung, sekawanan kerbau dan kuda dapat melengkapi keindahan foto-foto anda. Sementara semakin banyak foto sabana indah ini menginvasi instagram, pantai Ngalu Roga dinvasi sampah plastik.

Di antara gerak pariwisata, Ngalu Roga masuk juga dalam diskursus pembangunan di Manggarai Timur. Tempat indah ini direncanakan akan disulap menjadi bandar udara oleh pemda setempat. Perdebatan masih berlangsung. Sebelum membangun bandar udara, Pemda Manggarai Timur mesti mengurai beberapa aspek proyek ini. Pertama, soal status tanah dan tentu saja kompensasi bagi para pemilik tanah adat. Kejelasan penyerahan dan kompensasi mencegah konflik sosial dan keberlangsungan proyek ini di masa depan.

Kedua, soal biaya dan manfaat ekonomi jangka panjang. Biaya membangun Bandara cukup besar dan mungkin menghabiskan anggaran untuk sektor lain. Pertanyaan lain adalah efek ikutan dari Bandara ke perkembangan sektor lain? Apakah investasi besar itu bisa kembali dengan cepat, bermanfaat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.

Ketiga, kelayakan teknis. Lokasi Bandara ini dekat dengan Bandara Soa dan Ruteng. Jangan-jangan nantinya pesawat baru terbang harus mendarat lagi. Angin di Tanjung ini juga sangat kencang karena berhadapan langsung dengan Laut Sawu. Dulu, hanya elang merah yang sering menunggang dan berputar-putar di arus angin sambil mengawasi mangsa di sabana. Pemda Manggarai Timur tentu sudah memperhitungkan kelayakan rencana pembangunan Bandara di Ngalu roga dari berbagai aspek.

Sebuah Bandara adalah satu imajinasi tentang pembangunan di Ngalu Roga. Bandara yang didarati pesawat berbadan lebar, membawa barang ke dan dari Flores. Pesawat-pesawat ini mungkin juga membawa turis dengan ‘celana umpan’, backpackeran atau pensiunan yang ingin bakar uang. Mungkin dalam jangka ‘panjang lebih dari sekali’, Bandara akan memiliki efek luas pada sektor ekonomi lain.

Mengapa? pembangunan infrastruktur mahal membutuhkan investasi simultan untuk bisa menghasilkan dampak ekonomi luas. Tujuannnya adalah menciptakan rantai permintaan. Industri manufaktur butuh listrik, jalan, jembatan dan Bandara, makanan dan pakaian. Mau mulai dari mana? Bisa dibangun sekaligus. Pertanyaannya duit dari mana?

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Terkini

Renungan Indonesia: Makna Intelijen Negara

Senin, 6 Maret 2023 | 09:28 WIB

Pada Kasus Dugaan Bunuh Diri, Wartawan Buat Apa?

Sabtu, 18 Februari 2023 | 06:46 WIB
X