Wanita Suku Himba Selalu Tampil Rona Merah di Pagi Hari, Ini Rahasia Mereka

- Selasa, 17 Januari 2023 | 06:49 WIB
Wanita suku Himba.
Wanita suku Himba.

UNIK, suluhdesa.com | Selama bertahun-tahun, suku kuno penggembala semi-nomaden yang dikenal sebagai Suku Himba telah menarik fotografer ke barat laut Namibia yang tandus.

Citra Suku Himba yang mencolok, jika bukan karena nama mereka, telah dikenal jauh di luar wilayah Kunene yang terpencil dan tak kenal ampun tempat mereka mencari nafkah untuk memelihara ternak.

Fotografer CNN ini tertarik akan otjize, pasta mentega, lemak, dan oker merah, terkadang beraroma resin aromatik, yang dioleskan oleh wanita Himba setiap pagi ke kulit dan rambut mereka, memberi mereka rona merah yang khas.

Pemandangan wanita Himba secara tradisional ini telah menjadi citra ikonik Afrika.

Baca Juga: Para Suami di Suku Himba akan Memberikan Istrinya Berhubungan Seks dengan Tamu

Ada banyak spekulasi tentang asal-usul praktik tersebut, beberapa mengklaim itu untuk melindungi kulit mereka dari matahari, atau mengusir serangga.

Namun, wanita Himba mengatakan bahwa itu adalah pertimbangan estetika, semacam riasan tradisional yang mereka terapkan setiap pagi ketika mereka bangun.

Untuk pria tidak menerapkan otjize ini.

Meskipun terancam oleh banyak pembangunan, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air yang diusulkan, namun banyak orang Himba menjalani gaya hidup tradisional yang tetap, tidak berubah selama beberapa generasi, bertahan dari perang dan kekeringan.

Adat istiadat ini dapat dilihat di desa Omarumba, sekitar 20 orang tinggal di bawah kepemimpinan kepala Hikuminue Kapika.

Orang Himba terbuka untuk orang luar yang datang untuk menyaksikan cara hidup mereka, tetapi meminta kontribusi dari pengunjung sebagai imbalan, seperti jagung, kopi, teh, minyak goreng, dan sumbangan $25 (sekitar Rp366 ribu).

Sebagai penggembala, ternak merupakan pusat kehidupan Suku Himba, sama seperti kerabat mereka, Herero, yang terkenal dengan penutup kepala wanitanya, yang menyerupai tanduk sapi.

Di tengah desa terdapat kandang, di mana sapi, domba, dan kambing muda dipelihara, sedangkan hewan yang lebih dewasa dibiarkan berkeliaran di pinggiran.

Setiap pagi, setelah para wanita menerapkan otjize mereka, maka mereka memerah susu sapi, sebelum para pemuda desa membawa hewan-hewan itu untuk keluar merumput.

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Terkini

Renungan Indonesia: Makna Intelijen Negara

Senin, 6 Maret 2023 | 09:28 WIB

Pada Kasus Dugaan Bunuh Diri, Wartawan Buat Apa?

Sabtu, 18 Februari 2023 | 06:46 WIB
X