3 Orang Diselamatkan Dari Reruntuhan 11 Hari Setelah Gempa Bumi di Turki, Keajaban Yang Sesungguhnya

- Sabtu, 18 Februari 2023 | 12:44 WIB
Korban gempa Turki yan diselamatkan (tangkapan layar theguardian.com)
Korban gempa Turki yan diselamatkan (tangkapan layar theguardian.com)

HUMANIORA, suluhdesa.com | Tim penyelamat menarik tiga orang yang masih hidup dari bawah reruntuhan bangunan di Turki, 11 hari setelah gempa bumi yang menewaskan lebih dari 45.000 orang, membuat jutaan orang kehilangan rumah dan memicu upaya bantuan dari luar yang sangat besar.

Masjid-masjid di seluruh dunia melaksanakan salat jenazah tanpa dihadiri oleh para korban tewas di Turki dan Suriah, banyak di antaranya tidak dapat menerima upacara pemakaman yang lengkap karena besarnya bencana tersebut.

Sementara banyak tim penyelamat internasional telah meninggalkan zona gempa yang luas, para penyintas masih bermunculan dari bawah rumah-rumah yang rata dengan tanah, menentang segala rintangan yang ada.

Hakan Yasinoglu, yang berusia 40-an tahun, diselamatkan di provinsi selatan Hatay, 278 jam setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter terjadi di tengah malam pada tanggal 6 Februari, demikian ungkap pemadam kebakaran Istanbul.

Sebelumnya, Osman Halebiye, 14 tahun, dan Mustafa Avci, 34 tahun, diselamatkan di kota bersejarah Turki, Antakya. Saat Avci terbawa arus, ia melakukan panggilan video dengan orang tuanya yang menunjukkan bayinya yang baru lahir.

"Saya sudah benar-benar kehilangan semua harapan. Ini adalah keajaiban yang sesungguhnya. Mereka mengembalikan anak saya. Saya melihat reruntuhan dan saya pikir tidak ada yang bisa diselamatkan hidup-hidup dari sana," kata ayahnya seperti dilansir theguardian.

Avci yang kelelahan kemudian dipertemukan kembali dengan istrinya, Bilge, dan putrinya, Almile, di sebuah rumah sakit di Mersin.

Para ahli berpendapat sebagian besar penyelamatan terjadi dalam 24 jam setelah gempa bumi. Namun, seorang gadis remaja berhasil diselamatkan 15 hari setelah gempa besar di Haiti tahun 2010, yang memberikan harapan bahwa masih ada lebih banyak korban yang dapat ditemukan.

Jumlah korban tewas di Turki saat ini mencapai 39.672 orang, menjadikannya sebagai bencana terburuk dalam sejarah modern negara tersebut. Namun jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat sekitar 264.000 apartemen hilang akibat gempa dan masih banyak orang yang belum ditemukan.

Di negara tetangga, Suriah, yang telah hancur akibat perang saudara selama lebih dari satu dekade, pihak berwenang telah melaporkan lebih dari 5.800 orang tewas. Jumlah tersebut tidak berubah selama berhari-hari.

Sebagian besar korban tewas di Suriah terjadi di wilayah barat laut, sebuah wilayah yang dikuasai oleh para pemberontak yang berperang melawan Presiden Bashar al-Assad - sebuah konflik yang mempersulit upaya untuk membantu korban gempa bumi.

Kedua belah pihak bentrok semalam untuk pertama kalinya sejak bencana tersebut, dengan pasukan pemerintah menggempur pinggiran Atareb, sebuah kota yang dikuasai pemberontak yang dilanda gempa bumi yang parah, Syrian Observatory for Human Rights melaporkan pada hari Jumat.

Pihak Turki dan Suriah tidak bisa memastikan berapa banyak orang yang masih hilang setelah gempa tersebut.

Bagi keluarga-keluarga yang masih menunggu untuk mendapatkan kerabat mereka di Turki, ada kemarahan yang meningkat atas apa yang mereka lihat sebagai praktek-praktek pembangunan yang korup dan pembangunan kota yang sangat buruk menyebabkan ribuan rumah dan bisnis hancur.

Salah satu bangunan yang hancur adalah Renaissance, yang terbalik di Antakya, menewaskan ratusan orang.

Halaman:

Editor: Giorgio Babo Moggi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Politik Dan Pengkhianatan

Sabtu, 8 April 2023 | 12:02 WIB

Renungan Indonesia: Makna Intelijen Negara

Senin, 6 Maret 2023 | 09:28 WIB
X