BAA, suluhdesa.com | Dalam dua tahun terakhir Provinsi Nusa Tenggara Timur memangkas angka stuntingnya sebesar 25%, dari 20.9% di tahun 2021 hingga 15,7% di tahun Februari 2023 ini.
Dalam paparan di dalam Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2023 di Rote hari Senin, 5 Juni 2023, Plt. Kepala Bappelitbang Nusa Tenggara Timur Alfonsus Theodorus menyampaikan penurunan ini tidak terlepas dari kerja keras pemerintah daerah dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk organisasi non-profit seperti Yayasan 1000 Cita Bangsa (1000 Days Fund).
Dalam tiga tahun terakhir lokasi Stunting Center of Excellence (SCE) 1000 Days Fund yang ada di Manggarai Barat, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Kupang mencatatkan penurunan stunting yang signifikan.
Baca Juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Beri Motivasi Leadership Pada Para Siswa SMA Kristen Pandegha Jaya
Manggarai Barat, contohnya, memangkas hampir setengah persentase stunting dari tahun 2021 di angka 15.1% menjadi 9.9% per awal tahun 2023 ini.
Di empat kabupaten lokasi SCE, 1000 days fund bersama Pemda setempat dan dinas terkait, secara konsisten melatih tenaga kesehatan dan kader cara mengisi grafik pertumbuhan, pemahaman cara pencegahan stunting dan konseling menyusui guna memastikan keluarga dengan ibu hamil dan anak di bawah dua tahun berpotensi stunting di NTT.
"Melalui Stunting Center of Excellence (SCE) kami memastikan terlaksananya tindak lanjut dari setiap pelatihan, termasuk tingkat kader yang terlatih dalam melakukan pencatatan pertumbuhan anak, serta jumlah keluarga yang mendapatkan konseling sederhana cara pencegahan stunting," ujar Maritta Cinantya Rastuti, Chief of Staff 1000 Days Fund dalam paparannya di acara Rakor Stunting.
Sebanyak 50,314 keluarga target sasaran 1000 HPK di 4 Kabupaten lokasi SCE di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mendapatkan pemahaman mengenai penyebab, bahaya, dan cara pencegahan stunting dan menerapkan setidaknya 3 perilaku pencegahan stunting di rumah.
"Kami mengapresiasi kolaborasi dan inisiatif mitra kami, 1000 days fund, yang secara konsisten membantu Pemda Manggarai Barat melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Paulus Mami.
Acara Rakor Stunting NTT juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Maria Endang Sumiwi, MPH yang menekankan pentingnya upaya penurunan stunting sebagai bagian upaya besar untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia.
"Kita bisa terjebak menjadi middle-income country jika kita tidak mendorong pencegahan stunting sebagai bagian peningkatan SDM," ujarnya.
Lebih lanjut, Maritta berharap pola kolaborasi ini dapat direplikasi oleh kabupaten-kabupaten lain di NTT.
"Kami sangat menyambut potensi kerja sama untuk mendorong perubahan yang berkesinambungan dengan menguatkan sistem kesehatan yang sudah ada, terutama melalui pelatihan untuk nakes dan kader," ujar Maritta. ***
Ikuti kami untuk membaca berita lainnya di GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
Penjabat Walikota Kupang Tantang PMII Terlibat Tangani Stunting Dan Kebersihan Kota
Di Hadapan Menteri Kesehatan, Gubernur NTT: Kita Usahakan Untuk Terus Menurunkan Angka Stunting
Viktor Laiskodat: Stunting NTT Harus Turun 12 - 10 Persen di Tahun 2023 Ini
Danrem 16 WS Didapuk Jadi Bapak Asuh Anak Stunting Di NTT, Brigjen Febriel Ungkapkan Hal Ini
Bersama Tim Off Road, Korem 161/WS Salurkan Bantuan Untuk Anak Stunting Di Desa Pedalaman Kabupaten Kupang
Patut Bangga! Ini Deretan Artis Terkenal Asal NTT Yang Disebut Provinsi Termiskin Dan Angka Stunting Tinggi
Pemkot Kupang Bersama Polda NTT Sepakat Bersinergi Tangani Sampah Dan Stunting
Pemberian Asupan Gizi Tak Cukup, Berikut 4 Pendekatan Holistik Penanganan Stunting Yang Wajib Dilaksanakan