Masyarakat Diminta Tenang Usai Viral Patung Bunda Maria Ditutup Dengan Terpal Karena Diprotes Ormas Islam

- Kamis, 23 Maret 2023 | 22:40 WIB
Dalam video yang beredar luas itu tampak sebuah patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa Santo Yakobus di Padukuhan Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo ditutup menggunakan terpal akibat protes dari salah satu ormas Islam.
Dalam video yang beredar luas itu tampak sebuah patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa Santo Yakobus di Padukuhan Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo ditutup menggunakan terpal akibat protes dari salah satu ormas Islam.

KULONPROGO, suluhdesa.com | Masyarakat diimbau dan diminta tenang setelah kontroversi penutupan patung Bunda Maria di Lendah akibat desakan salah satu ormas Islam.

Kapolres Kulonprogo dan Forkompimda Kulonprogo telah melakukan pertemuan untuk mencari solusi yang dapat ditempuh guna menyelesaikan persoalan tersebut.

Hal ini disampaikan Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati, pada Kamis, 23 Maret 2023, kepada wartawan.

“Persoalan sedang ditangani pihak terkait. Mohon semua tenang dan menahan diri, juga berhenti mem-posting hal-hal yang dapat memprovokasi,” kata Akhid.

Baca Juga: Pro Kontra Masuk Sekolah Lebih Awal, Ternyata Ini Alasannya, Masuk Akal!

Direktur Eksekutif Setara Institut, Halili Hasan menyayangkan adanya tindakan intoleransi tersebut.

“Apapun alasannya tidak dapat dibenarkan. Semua warga negara punya hak yang sama untuk beragama dan beribadah menurut kepercayaan masing-masing,” kata Halili, Kamis.

Halili menambahkan jaminan kebebasan dalam beragama dan kepercayaannya sudah termuat dalam Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945, karena itu hal tersebut bukan sesuatu yang dapat ditawar.

Menurut dia, ketiadaan penegakan hukum akan mengundang kejahatan lain.

“Ini semacam testing the water apakah negara mempunyai tindakan yang presisi yang dapat memastikan kelompok minoritas ini dilindungi,” katanya.

Lebih jauh, Halili menerangkan yang sedang terjadi bukan hanya di Kulonprogo tetapi juga di kabupaten lain saat ini adalah apa yang disebut dengan mayoritarianisme.

Kelompok yang kuat cenderung menggunakan alasan stabilitas nasional atau politik untuk membiarkan persekusi kelompok minoritas.

“Selama ini memang banyak kelompok yang banyak itu diam atau silence majority. Kalau ada segelintir orang yang tidak merepresentasikan kelompok yang banyak, sedangkan kelompok yang banyak tersebut memilih diam, ya akhirnya ruang-ruang publik akan ditentukan segelintir orang tersebut,” ucapnya.

Halili berharap agar Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dapat mengupayakan jaminan kebebasan beragama dengan kembali membuka patung tersebut dan memastikan kejadian serupa tidak terjadi di wilayah lain di Kulonprogo.

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X