Lima Provinsi Di Indonesia Miliki Masalah Stunting Tertinggi Dan Terbesar, NTT Nomor Urut Satu

- Kamis, 26 Januari 2023 | 08:03 WIB
Ilustrasi anak stunting. (Klikdokter.com)
Ilustrasi anak stunting. (Klikdokter.com)

 

JAKARTA, suluhdesa.com | Stunting adalah masalah kurang gizi dan nutrisi kronis yang ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari standar anak seusianya. Selain itu, stunting menyebabkan kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal seperti lambat berbicara atau berjalan, hingga sering mengalami sakit.

Angka stunting di Indonesia masih terbilang sangat tinggi. Pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia menjadi perhatian bagi seluruh elemen agar berperan aktif memerangi stunting di Indonesia.

Pada Desember 2022 lalu, Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono dalam Forum Nasional Stunting mengatakan sebanyak 12 provinsi masih perlu difokuskan untuk menangani penurunan stunting. Provinsi NTT memiliki masalah stunting tertinggi nomor satu dan 5 provinsi lainnya dengan jumlah kasus terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Kepala Daerah Tekan Stunting, VBL: NTT Sudah Turun

Provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi adalah:

  1. Nusa Tenggara Timur (NTT) 37,8 persen
  2. Sumatera Barat 33,8 persen, Aceh 33,2 persen
  3. Nusa Tenggara Barat (NTB) 31,4 persen
  4. Sulawesi Tenggara 30,2 persen
  5. Kalimantan Selatan 30 persen
    Sulawesi Barat 29,8 persen.

Sedangkan lima provinsi dengan jumlah kasus terbesar yaitu:

  1. Jawa Barat sebanyak 971.792 kasus
  2. Jawa Timur 651.708 kasus
  3. Jawa Tengah 508.618 kasus
  4. Sumatera Utara 347.437 kasus
  5. Banten 265.158 kasus.

Kemenkes melakukan intervensi dengan pendekatan gizi spesifik untuk kejar target stunting menjadi 14% pada tahun 2024.

Intervensi spesifik stunting juga perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran untuk memastikan agar angka stunting tidak meningkat.

stunting Di NTT

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan angka stunting tertinggi secara nasional pada 2021.

Menurut laporan Studi Status gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan. Tercatat, angka prevalensi  di provinsi tersebut sebesar 37,8%.

Sebanyak 13 dari 22 kabupaten/kota di NTT memiliki prevalensi balita stunting di bawah angka provinsi tersebut.

Kabupaten Flores Timur tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting terendah di NTT, yakni 23,4%. Diikuti Kota Kupang 26,1%, Kabupaten Sika 26,6%, Kabupaten Ende 27,2%, dan Kabupaten Nagekeo 28,1%.

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Terkini

X