• Rabu, 27 September 2023

Ekspresi Seni: Dari Pinggiran Untuk 101 Tahun Kota Sari

- Senin, 18 September 2023 | 07:53 WIB
Ilustrasi (Indonews.id)
Ilustrasi (Indonews.id)

Baca Juga: Estetika Paradoks: Membaca Rupa FKIP Undana

Bagian ini, siswa diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman-pengalaman keseharian mereka.

Mereka dapat bercerita apa saja terkait keindahan alam yang ada sekitarnya.

Termasuk musik-musik yang mereka dengar.

Ketiga, membuat karya berdasarkan resepsi estetik yang telah dialami.

Tahap ini mereka menulis puisi dan cerita pendek dengan cara kreatif.

Aturan-aturan menulis yang ketat dikonversi secara sederhana sesuai perkembangan seni yang dimiliki.  

Keempat, membuat konsep pertunjukan dan latihan. Langkah keempat ini didahului dengan merancang konsep pertunjukan.

Baca Juga: Estetika Nietzsche: NTT Dalam 78 Tahun Indonesia Merdeka

Karya puisi dan cerpen yang telah ditulis, diolah kembali menjadi seni pertunjukan.

Misalnya, puisi diolah menjadi musikalisasi puisi, teaterikal puisi dan dramatisasi puisi. Cerpen dioalah menjadi monolog dan drama pendek.

Langkah berikutnya adalah proses latihan.

Dalam proses latihan, bukan hanya keterampilan seni pertunjukaan saja yang diasah.

Rasa estetik mereka atau yang disebut penjiwaan seni harus digali dan dibentuk.

Melalui rasa estetik inilah mereka mampu mengekspresikan karya secara total.

Halaman:

Editor: Damyan Jr.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ekspresi Seni: Dari Pinggiran Untuk 101 Tahun Kota Sari

Senin, 18 September 2023 | 07:53 WIB

Rocky, Jokowi Dan Parallax Politis

Jumat, 25 Agustus 2023 | 16:45 WIB

Estetika Paradoks: Membaca Rupa FKIP Undana

Kamis, 10 Agustus 2023 | 14:37 WIB

Rahasia Pengelolaan Dana Desa yang Sukses

Kamis, 27 Juli 2023 | 20:05 WIB

Pentingnya Pembangunan Desa bagi Masyarakat

Kamis, 27 Juli 2023 | 18:49 WIB
X