"Dalam sudut pandang yang sempit ala Pemerintah Provinsi NTT, Ya! Namun dalam cakrawala berpikir yang luas tentu pernyataan revolusioner harus ditunda.
Diksi ‘revolusioner’ yang dipakai pemerintah lewat ucapan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT hanyalah sebuah argumentasi dangkal dan mengada-ada."
Penulis: Charles Jama (Dosen Seni Universitas Nusa Cendana)
Kebijakan masuk sekolah jam 05.00 pagi bagi siswa menengah atas di Nusa Tenggara Timur (NTT) belum jauh dari pemberitaan dan diskusi publik. Warta dan percakapan terkait kebijakan ini malah makin ramai.
Kebijakan ini katanya revolusioner menurut pernyataan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi.
Benar revolusioner?
Dalam sudut pandang yang sempit ala Pemerintah Provinsi NTT, Ya! Namun dalam cakrawala berpikir yang luas tentu pernyataan revolusioner harus ditunda.
Diksi ‘revolusioner’ yang dipakai pemerintah lewat ucapan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT hanyalah sebuah argumentasi dangkal dan mengada-ada.
Katanya, kebijakan itu untuk memperbaiki sumber daya manusia (SDM) di NTT. Jika ini dianggap sebagai cara membangun karakter unggul siswa, penjelasan yang menurutnya revolusioner itu justru kontradiktif.
Di situlah titik lemah argumentasi dari pernyaataan Linus Lusi.
Hal ini menunjukan lemahnya kinerja dan kreativitas pemerintah dalam membangun SDM NTT yang unggul.
Artikel Terkait
Gubernur NTT Wajibkan Anak-Anak Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Jejaring Indonesia Kirim Surat Ke Presiden RI
Gubernur VBL, Stop Sudah Ide Yang Aneh-Aneh, Urus Saja Kemiskinan Akut Di NTT, Jangan Urus Siswa Masuk Sekolah
Surat Untuk VBL: Rendah Hatilah Untuk Menerima Masukan Dari Warga Masyarakat NTT, Saya Mau Kita Dua Bakalai
VBL Kunjungi SMA Negeri 6 Kota Kupang Pantau Kebijakan Masuk Sekolah Jam 05.30 Pagi, Linus Lusi: Terimakasih
DUH TEGA! Gubernur VBL Hendak Celup Wartawan Gegara Bertanya Dasar Hukum Kebijakan Siswa Sekolah Jam 5 Pagi
Walikota Solo Gibran Tak Setuju Dan Tak Akan Mengikuti Kebijakan Gubernur NTT Terkait Siswa Sekolah Jam 5 Pagi