Trending Topik Sekolah Mulai Jam 5 Pagi Gusur Viralnya Kasus Bank NTT Dan Kuah Kosong TPP Untuk ASN

- Rabu, 15 Maret 2023 | 10:59 WIB
Isidorus Lilijawa (Alumnus Seminari Tinggi Ledalero – Flores)
Isidorus Lilijawa (Alumnus Seminari Tinggi Ledalero – Flores)

"Bukan kebijakan yang tiba-tiba muncul, yang mimpi semalam lalu keesokan dieksekusi. Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di NTT, agar lulusan SMA/SMK di NTT bisa masuk UI, UGM, ITS bahkan Harvard, supaya SMA/SMK di NTT bisa bersanding di 200 sekolah terbaik di Indonesia, maka rumusnya bukan sekolah jam 5 pagi. Bukan itu."

Penulis: Isidorus Lilijawa (Alumnus Seminari Tinggi Ledalero – Flores)


suluhdesa.com | Trending topiknya sekolah mulai jam 5 pagi di NTT, mungkin saja menggusur viralnya kasus Bank NTT, kasus ‘kuah kosong’ TPP untuk ASN dan problem tenaga honor.

Apakah kebijakan sekolah jam 5 pagi ini suatu tindakan by design untuk pengalihan issu? Bisa saja. Untuk pembentukan opini publik? Mungkin saja. Tetapi yang jelas, di ruang-ruang publik, di sosial media (yotubue, FB, WA, tiktok, twitter, IG), di media lokal dan nasional, topik ini menjadi Viral dan ramai dibedah, dibahas, tentu dengan tambahan macam-macam bumbu dan joke.

Hasil akhir NTT semakin terkenal bahkan hingga ke mancanegara.

Baca Juga: Ketidakwajaran Sekolah Mulai Jam 5 Pagi, Apakah Kebijakan Itu Hasil Olah Karsa Yang Wajar Dan Waras?

Banyak kalangan menilai kebijakan sekolah jam 5 pagi ini tidak punya dasar kajian yang rasional dan komprehensif.

Kalau ada kajian rasional, maka ketidakwajaran dan ketidakwarasan itu bisa dicegah dan diminimalisir.

Hal yang tidak logis adalah menghubungkan masuk sekolah jam 5 pagi dengan terbangunnya kualitas pendidikan dan meningkatnya kecerdasan peserta didik. Seolah-olah semakin awal jam sekolah, semakin mudah pintar peserta didiknya. Ini kan sesat pikir (fallacy).

Padahal orang-orang waras paham betul faktor-faktor apa yang harus diperhatikan untuk mengasilkan lulusan yang bermutu dan meningkatkan kecerdasan peserta didik.

Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan mestinya punya grand desain atau cetak biru (blue print) pendidikan di NTT. Ini yang menjadi rujukan pengambilan kebijakan di aspek Pendidikan.

Bukan kebijakan yang tiba-tiba muncul, yang mimpi semalam lalu keesokan dieksekusi. Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di NTT, agar lulusan SMA/SMK di NTT bisa masuk UI, UGM, ITS bahkan Harvard, supaya SMA/SMK di NTT bisa bersanding di 200 sekolah terbaik di Indonesia, maka rumusnya bukan sekolah jam 5 pagi. Bukan itu. Tetapi beberapa hal berikut ini:

Pertama, pemerintah dan Dinas Pendidikan harus mendesain program yang menghasilkan guru-guru berkualitas tinggi.

Guru–guru di sekolah mesti memiliki integritas, komitmen dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tugas.

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Membaca Kontestasi Dapil 1 NTT Menuju Senayan 2024

Selasa, 21 Maret 2023 | 21:54 WIB

Membaca Estetika Lingkungan di Kota Kupang

Minggu, 12 Maret 2023 | 13:05 WIB
X