Israel dan Politisasi Sepak Bola Indonesia Serta Risiko Besar Yang Menanti

- Selasa, 28 Maret 2023 | 10:51 WIB
Isidorus Lilijawa (Alumnus Seminari Tinggi Ledalero Flores)
Isidorus Lilijawa (Alumnus Seminari Tinggi Ledalero Flores)

"Padahal kita semua tahu bahwa dunia politik dan dunia sepak bola itu punya frekuensi dan kepentingan yang berbeda. Yang tidak boleh terjadi itu adalah politisisasi sepak bola atau menjadikan sepak bola sebagai alat politik."

Penulis: Isidorus Lilijawa (Penulis Buku Filsafat Bola)


suluhdesa.com | Hari Minggu, 26 Maret 2023 kita mendapatkan kabar buruk itu. FIFA membatalkan pengundian atau drawing Piala Dunia U20 2023 yang rencananya bakal digelar pada 31 Maret mendatang di Bali.

Kabar pembatalan drawing Piala Dunia U20 2023 itu disampaikan oleh anggota Exco PSSI Arya Sinulingga dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (26/3/2023). Sekalipun surat resmi dari FIFA belum diterima, tetapi pembatalan itu jelas.

Salah satu alasannya adalah adanya penolakan dari Gubernur Bali yang menolak Tim Israel sehingga dengan sendirinya drawing tidak bisa dilaksanakan tanpa seluruh peserta.

Baca Juga: Menko Polhukam Mahfud MD Tegaskan Sikap Indonesia Soal Israel di Piala Dunia U-20: Israel Adalah Imperialis

Kemungkinan Buruk

Dengan adanya pembatalan ini, maka lahirlah berbagai kemungkinan.

Pertama, mungkin saja FIFA sedang memikirkan bahwa Indonesia tidak layak menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Salah satu ujian kelayakan itu adalah harus menghormati dan be friendly terhadap setiap peserta Piala Dunia U20, termasuk Israel

Nah, uji kelayakan ini terjawab bahwa Indonesia memang sedang tidak ramah terhadap Israel. Buktinya, ada penolakan dari beberapa elemen organisasi massa (Ormas) di tanah air. Demikian juga penolakan dari beberapa kepala daerah bahkan partai politik.

Kedua, dengan membatalkan jadwal drawing dan belum memastikan kapan drawing itu akan dilaksanakan melahirkan kemungkinan lain bahwa FIFA sedang memikirkan calon tuan rumah lain untuk Piala Dunia U20. Ada beberapa negara sudah mengajukkan diri menjadi tuan rumah seperti Qatar dan Argentina.

Bila dengan syarat uji kelayakan harus bisa menerima dan menghormati para peserta Piala Dunia U20 termasuk Israel, maka peluang Indonesia dalam hal ini semakin kecil. Itu berarti bahwa tuan rumah Piala Dunia U20 bisa saja beralih ke negara lain yang lebih layak dan siap.

Ketiga, adanya pembatalan acara drawing Piala Dunia U20 ini menjadi semacam kemungkinan lain ‘test the water’ tentang persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 tahun 2023. Sebenarnya penolakan Israel bukan variabel tunggal alasan FIFA membatalkan drawing itu.

Karena faktor penting lainnya adalah kelayakan sarana dan prasarana pertandingan serta kenyamanan dan keamanan bagi 24 negara peserta. Kita bisa mengintrospeksi diri, apakah memang dari dua aspek ini kita sudah pantas dan layak? Apakah stadion-stadion kita sudah layak? Apakah sarana-sarana pendukung sesuai standar FIFA sudah dipersiapkan dengan baik?

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Di(tendang)an Bola Liar PDIP

Selasa, 4 April 2023 | 10:56 WIB

Membaca Kontestasi Dapil 1 NTT Menuju Senayan 2024

Selasa, 21 Maret 2023 | 21:54 WIB

Membaca Estetika Lingkungan di Kota Kupang

Minggu, 12 Maret 2023 | 13:05 WIB
X