SMPK Sabar Subur Betun, Satu-satunya Sekolah Penggerak di Kabupaten Malaka

- Jumat, 13 Januari 2023 | 16:52 WIB
Ketua Yayasan Pendidikan Liurai Malaka Romo Yanto Nahak, Pr pose bersama sebagian peserta didik Kelas IIA SMPK Sabar Subur, Betun, saat pembagian Rapor, awal pekan ini.
Ketua Yayasan Pendidikan Liurai Malaka Romo Yanto Nahak, Pr pose bersama sebagian peserta didik Kelas IIA SMPK Sabar Subur, Betun, saat pembagian Rapor, awal pekan ini.

BETUN, suluhdesa.com-SMP Katolik Santo Thomas Aquino Sabar Subur, Betun, Kabupaten Malaka Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terhitung Juli 2022 menjadi Sekolah Penggerak di Kabupaten Malaka.

SMP Katolik Sabar Subur adalah satu-satunya sekolah penggerak di Kabupaten Malaka, wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dan Australia.

Hal ini disampaikan Koordinator Pengawas (Korwas) Sekolah Penggerak pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Malaka Matias Tonas dalam sambutannya saat kegiatan Pembagian Rapor Peserta Didik SMPK Sabar Subur Betun di Gereja Lama Paroki Betun, awal pekan ini.

Menurut Matias, SMPK Sabar Subur Betun menjadi Sekolah Penggerak di Kabupaten Malaka setelah kepala sekolah mengikuti seleksi sekolah penggerak pada Juli 2022 lalu.

Disebutkan, kriteria menjadi Sekolah Penggerak memang tidak mudah. Sebab, ada sejumlah elemen yang harus diperhatikan sungguh sekolah tersebut.

"Ada tiga elemen utama yang dinilai untuk menjadi sekolah penggerak, yakni elemen Pemerintah, Orangtua dan Guru. Kerjasama dan dukungan tiga elemen ini sangat dibutuhkan untuk sebuah sekolah menjadi sekolah penggerak", tandas Matias.

Selain dukungan tiga elemen tersebut, hal mendasar yang sekolah perlu lakukan adalah kurikulum sekolah.

Sebagai sekolah penggerak, saat ini ada dua kurikulum yang diberlakukan di SMP Sabar Subur, yakni Kurikulum 2013 atau yang biasa disebut K-13 dan Kurikulum Merdeka. K-13 berlaku untuk Kelas 8 dan 9 saat ini, sedangkan Kurikulum Merdeka berlaku untuk Kelas 7.

"Dengan menjadi sekolah penggerak, SMP Sabar Subur Betun mendapat tambahan anggaran Rp120 juta pada 2022. Jadi, tahun ini SMPK Sabar Subur Betun kelolah dana Rp120 juta", tandas Matias.

Matias juga menekankan pentingnya pemanfaatan alat komunikasi seperti handphone. Sebab, peserta didik juga kadang-kadang diminta untuk mengakses materi pelajaran tertentu menggunakan handphone.

Tetapi, pemanfaatan handphone di sekolah harus diawasi ketat. Jangan sampai handphone disalah-gunakan peserta didik. Sebab, handphone telah memanjakan anak baik di rumah maupun di sekolah.

"Nanti ada masalah, orangtua bilang anaknya baik, sopan dan rajin berdoa. Tidak tahu hal kalau di handphone anak itu tersimpan banyak foto dan video porno", tegas Matias.

Ketua Yayasan Pendidikan Liurai Malaka Romo Yanto Nahak, Pr yang hadir pada kesempatan itu sangat mengapresiasi kinerja Kepala SMPK Sabar Subur Betun Rikhardus Siki bersama para guru di sekolah tersebut.

"Pak kepala dan guru-guru telah menunjukkan kinerja yang luar biasa. Sehingga, SMPK Sabar Subur Betun bisa menjadi sekolah penggerak. SMP Sabar Subur adalah satu-satunya sekolah penggerak di Kabupaten Malaka", jelas Romo Yanto.

Halaman:

Editor: Cyriakus Kiik, SH

Terkini

X