Metode PRA Jadi Inspirasi Strategi Membangun Kewirausahaan Desa Oleh Patris Lali Wolo

- Sabtu, 28 Januari 2023 | 20:05 WIB
Anggota DPRD NTT, Patris Lali Wolo (PLW) menyalurkan sedikitnya 2.700 telur ayam atau protein hewani bagi anak-anak di Kabupaten Sikka guna mengatasi masalah stunting di daerah itu, Rabu (25/01/2023).
Anggota DPRD NTT, Patris Lali Wolo (PLW) menyalurkan sedikitnya 2.700 telur ayam atau protein hewani bagi anak-anak di Kabupaten Sikka guna mengatasi masalah stunting di daerah itu, Rabu (25/01/2023).

Sikka, suluhdesa.com | Metode PRA (Participatory Rural Appraisal) jadi inspirasi inisiasi strategi membangun kewirausahaan Desa seorang Patris Lali Wolo saat didaulat menjadi narasumber seminar sehari di Sikka (Waiblama) dengan tekanan pengembangan PRO PATRIS terintegrasi Ayam Kampung Petelur des Saluran bantuan bagi anak stunting.

Kebutuhan, Potensi, Peluang dan Permasalahan/Tantangan Usaha di Desa sepatutnya menjadi landasan awal sebelum dimulainya sebuah kewirausahaan.

“Secara umum, dapat dijelaskan sebagai bagian dari studi pemetaan sosial yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kondisi masyarakat setempat, dimana di dalamnya terdapat potensi dan peluang pengembangan usaha serta masalah sosial yang sedang dihadapi. Itu sama artinya bahwa dalam pengumpulan data, metode ini mengharuskan adanya keterlibatan unsur masyarakat lokal dalam pelaksanaannya. Harapannya, dari pelaksanaan tersebut juga akan membantu masyarakat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari tahapan perencanaan kegiatan atau program, implementasi, monitoring, hingga evaluasi," urai Patris di hadapan peserta Seminar di Sikka-Waiblama-Maumere, pada Kamis, 26 Januari 2023.

Agar proses tersebut dapat berjalan maksimal, maka sangatlah dibutuhkan peran fasilitator sebagai katalisator. Fasilitator ini hendaknya berasal dari luar masyarakat tersebut agar sasaran pemetaan sosialnya menjadi objektif.

Baca Juga: Patris Lali Wolo Salurkan Ribuan Telur Untuk Anak-anak Di Kabupaten Sikka

“Kasus Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang lalu melahirkan kasus gizi buruk (Wasting, Stunting dan Underweight), kemudian menghantar saya sebagai inisiator wirausaha sosial sekaligus sebagai fasilitator. Hari ini, Anda sekalian juga saya ajak menjadi inisiator wirausaha sosial sekaligus fasilitator atas Program Pekarangan Tri Fungsi," ajak Patris yang terlihat terus membawakan materi dengan tingkah jenaka.

Program Pekarangan Tri Fungsi (PRO PATRIS), lanjut Sang Penolong yang baik ini, memiliki manfaat yang pada gilirannya dapat membantu usaha sosial masyarakat, diretas dirinya tatkala diperhadapkan dengan kasus Stunting.

“Mengidentifikasi prioritas kelompok sasaran, pemetaan dan permodelan partisipatif, Memberi stimulan (rangsangan), Mendekatkan program keberpihakan, Pembagian pengelolaan dan tanggungjawab, Motivasi dan mobilisasi tenaga kerja lokal (rumah tangga), Membentuk hubungan yang lebih baik antara komunitas dengan lembaga yang melakukan pembangunan (Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi), dan lalu Mengembangkan sumber daya lokal serta menghidupkan diskusi dua arah (orang-perorang, orang dengan kelompok, kelompok dengan kelompok) dalam kerangka pengembangan usaha berkelanjutan menuju integrasi usaha ayam kampung petelur adalah roalmodenya. Kalau hari ini Program Tri Fungsi Pekarangan (PRO PATRIS) mulai diminati dan kini berkembang dan lalu terintegrasi pula dengan ayam kampung petelur, ya saya awali dengan langkah-langkah bijak tersebut sekaligus wujud dari antisipasi kerawanan pangan akibat anomali iklim," tutur Patris yang mendapatkan standing aplause dari peserta.

Untuk mengimplementasikan Trisakti Bung Karno (Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan), Sang Banteng Petarung yang andal tersebut kemudian mengajak para peserta seminar juga masyarakat untuk selekasnya mengidentifikasi potensi Desa agar secepatnya dapat keluar dari stigma objek pembangunan dan berdiri di depan sebagai subjek dan garda pembangunan.

Sang pemilik Program Pekarangan TriFfungsi (PRO PATRIS) juga menyarankan peserta dan masyarakat untuk semampu mungkin ada dalam usaha pengembangan program Buah Tropis, Tanaman Pendamping Beras, Umbi-umbian, sukun, manggis, alpukat, pala.dan marica, termasuk tanaman perkebunan untuk pemanfaatan kawasan hutan dan HHBK serta akses program Perhutanan Sosial.

“Lainnya, memanfaatkan potensi wisata Desa, sebagai branding Desa," spot Patris.

Menurut Bendahara DPD PDI Perjuangan NTT, seluruh rangkaian anjuran kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu peningkatan SDM serta strategi pasar yang sinergis dengan kebijakan pemerintah agar masyarakat bisa berdikari secara ekonomi.

Kegiatan Seminar tersebut dihadiri langsung Fiator Nong Sekretaris Dinas Pertanian Sikka, Anggota DPRD Sikka Fraksi PDI Perjuangan, Stef Sumandi S. Fil, Camat Waiblama, Matan Ketua DPRD Sikka, Rafael Raga, Kades Tanarawa, Kepala BPP, Paul Pare, Pjs. Kades Ilimedo,  BPD Ilimedo,  para kades se-Waiblama, Masyarakat,  Guru-guru, Pelajar, Pemuda dan orang tua anak stunting.

Usai membawakan materi Kewirausahaan Desa, Sang Inisiator dan Katalisator sekaligus Fasilitator yang budiman tersebut berkenan menjalankan pendampingan kepada 43 anak stunting Desa Tanarawa.

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Terkini

X