Catatan Harian Januaria Lanita

- Minggu, 17 Juli 2022 | 09:00 WIB
Foto Ilustrasi.
Foto Ilustrasi.

puisi, suluhdesa.com | puisi-puisi Januaria Lanita beranjak dari catatan harian yang ditulisnya. Menurutnya puisi menjadi roh yang dapat diajaknya bekisah tentang perasaan hatinya kepada Tuhan. Dan tak dipungkiri bahwa lewat puisi, ia dapat mengajak Tangan Tuhan terangkat untuk memberkati dirinya beserta jejak-jejak langkah hidupnya.

Catatan I
:08.54

".......
Tuhan menitip kita kepada bulan Mei
agar ketika Juni datang dengan panas gerahnya
di antara kita tak ada yang lekas menguning dan gugur.

Setidaknya, doa-doa kita telah menjadi angin
meniup perlahan jiwa-jiwa yang lamat gerah
sehingga ombak yang bermain ke pantai dan mata yang nanar di sana kian akrab di antara buih-buih.

Penghujung Mei; dedaunan menguning, doa-doa menjumpai kabul, dan kita yang kian akrab di sela senja berpamitan. Kemari lagi esok, di sini masih ada cahaya yang akanmemanjakan matamu dan sepotong doa yang merindukan amin.

Catatan Januaria, 29/05/ 2022

 ***

Catatan II (Perihal Surga di Kaki Langit)
: 22.11

Januaria,
Matahari sudah terbit lagi dari ufuk timur, membias atas rambut hitammu yang terjuntai. Seperti yang pernah diceritakan ibu bahwasanya ayah paling suka menyeka keringat yang mengalir dekat pelipismu. Sehingga ayah menjadi abadi di bawah terik.

Januaria,
Kau menghafal harum tubuh ibumu ketika pagi masih kelabu. Sibuknya saja yang terkadang mengajak mimpimu berdamai dari balik selimut. Lantas kau mengutuk piring dan Periuk yang membangunkan dikau.

Begini kisahnya Januaria,
Ayah paling suka keringatmu karena telah legam dibakar semangat menafkahimu. Dan ibu paling suka terjaga ketika matahari masih malu-malu di kaki langit sebab ia sedang menjaga surga di kakinya.

Januaria,
Matahari kian tinggi sebagai siang dan bakal turun lagi sebagai senja yang menghanyutkan banyak rindu. Sementara kita saling bergandeng mengejar usia. Sehingga suatu waktu bakal kusembah surga yang telah ibu sematkan di kakimu ketika mimpimu masih penuh angan-angan.

Januaria,
Bait-bait puisi ini juga merengek ingin ikut mencium kakimu. Biarkan sejenak ia mengenal surga tuannya. Dan agar cinta kepada surga tuannya menyapu bersih debu yang iseng menempel.

Kefamenanu, 03 Juni 2022

Halaman:

Editor: Frids Wawo Lado

Tags

Terkini

Paradigma Otoritas, Sajak Milik Raimundus Nitti

Jumat, 10 Maret 2023 | 22:02 WIB

Tamu di Hari Rabu | Sajak Milik Niko Loy

Rabu, 22 Februari 2023 | 10:38 WIB

Sajak Milik Yohanes Gale: Selamat Jalan Maria

Jumat, 10 Februari 2023 | 18:42 WIB

Empat Amunisi Puisi untuk Besipae

Sabtu, 7 Januari 2023 | 12:15 WIB

Sajak Milik Raimundus Sekundus Nitti

Kamis, 1 Desember 2022 | 20:10 WIB

Catatan Hati Raimundus Sekundus Nitti

Sabtu, 19 November 2022 | 15:20 WIB

Catatan Harian Januaria Lanita

Minggu, 17 Juli 2022 | 09:00 WIB
X