KUPANG, suluhdesa.com | Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Adreanus Nae Soi bersama Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Ir. Bambang, serta Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Yulius Umbu Hunggar secara simbolis resmi melakukan ekspor sapi kebeberapa wilayah di Indonesia, yang bertempat di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Rabu (12/04/23).
Pelepasan ekspor sapi dan penyerahan sertifikat Karantina sapi tersebut dipimpin langsung oleh Kaban Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Bambang, dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi.
Acara pelepasan sapi ditandai dengan pemecahan Kendi yang dilakukan oleh Wagub Nae Soi dan Kaban Karantina Kementan Bambang sebagai simbol agar lalu lintas ekspor sapi berjalan lancar.
Baca Juga: Forum Jurnalis Flores-Lembata Minta Atensi Polda NTT Atas Kriminalisasi Wartawan Oleh Polres Nagekeo
Sebanyak 1.650 Ekor Sapi dikirim ke tiga wilayah di Indonesia yaitu untuk Jakarta 550 ekor, Pekanbaru 550 ekor, dan 550 ekor lagi untuk Banjarmasin.
Sebelum acara pelepasan sapi tersebut, dilakukan penandatanganan prasasti Instalasi Karantina Hewan (IKH) 6 unit dan fasilitas pendukung lainnya serta pembangunan kantor pelayanan dan laboratorium.
Kemudian dilakukan peluncuran mobil laboratorium dan mobil desinfektan, pemusnahan produk hewan dan tumbuhan ilegal di PLBN Motaain dengan insinerator modern dan canggih, serta menyaksikan operasional alat laboratorium PCR real time PMK dan ASF.
Dalam laporannya Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar menjelaskan 1.650 ekor sapi itu dikirim secara bertahap menggunakan KM Asia Pasifik, KM Camara Nusantara 4, dan KM Camara Nusantara 2.
“Sebanyak 1.650 ekor kita muat dan kirim dari Pelabuhan Laut Wini dan Pelabuhan Laut Tenau. Secara keseluruhan sudah ada 13.000 hewan yang dikirim dari Provinsi NTT untuk kebutuhan Masyarakat diseluruh wilayah Indonesia pada bulan Ramadhan," jelas Julius.
Julius juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Badan Karantina Kementan dan Pemerintah Provinsi NTT yang telah memberikan perhatian serius untuk menjaga NTT menjadi zona hijau dari kasus PMK.
Sementara itu, melalui sambutannya Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Bambang memastikan bahwa pasokan pangan dan harga pangan di Provinsi NTT saat ini relatif stabil dan terjangkau.
“Saya sangat apresiasi kerja keras dan upaya dari Pemda NTT melalui kepemimpinan Bapak Gubernur Viktor Laiskodat dan Wagub Pak Josef serta kerjasama dari kita semua sehingga pasokan dan harga pangan di NTT tetap stabil, tidak mengalami kenaikan dan dalam kondisi cukup," ucap Bambang.
Bambang berharap situasi tersebut terus berlanjut, sehingga tidak akan menimbulkan dampak persoalan di bulan Ramadhan maupun perayaan Idul Adha kedepan.
Lebih lanjut, Bambang juga mengatakan bahwa di NTT saat ini berada pada zona hijau penyakit mulut dan kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi.
Artikel Terkait
Ketua PAN Sikka Katai Wartawan Seperti Anjing Dan Tai Sapi, Bahkan Media Disebutnya Lebih Rendah Dari Sampah
TPDI Desak Polisi Proses Ketua PAN Sikka Yang Katai Wartawan Seperti Anjing, Tai Sapi, Dan Sampah
Heboh, Warga Kabupaten Belu Temukan Jenazah Bayi di Kandang Sapi
Pedagang Daging Sapi Ungkap Keresahannya Terhadap Para Pedagang Daging Liar Di Pinggir Jalan
Keracunan Usai Konsumsi Daging Sapi, Satu Warga di Kecamatan Raihat Meninggal Dunia, Lainnya Dalam Perawatan
Polri Semakin Dipercaya, Kapolda NTT Minta Anggota Tingkatkan Pelayanan
Kepala LLDIKTI XV Imbau Masyarakat NTT Jika Ingin Kuliah Untuk Memilih Perguruan Tinggi Yang Terakreditasi