WAINGAPU, suluhdesa.com | Hari Anak Nasional diperingati setiap tahun tanggal 23 Juli. Peringatan Hari Anak Nasional sebagai bentuk penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa.
Hal ini disampaikan Narwasty Danga Hinda S.Pd yang merupakan Kepala Sekolah SMPN 2 Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kepada media ini melalui sambungan telephone Selasa, 20 Juli 2022.
Menurut Narwasty, Hari Anak Nasional 2022 harus menjadi momentum bersama dalam menguatkan komitmen untuk memenuhi hak anak Indonesia.
“Peringatan Hari Anak Nasional 2022 yang mengusung tema besar” Anak Terlindungi, Indonesia Maju adalah bagaimana bentuk kepedulian seluruh bangsa terhadap perlindungan hak- hak anak Indonesia. bagaimana komitmen dalam pemenuhan hak anak," ujar Narwasty.
Ditambahkannya, seorang anak memiliki hak untuk hidup, hak tumbuh berkembang, hak mendapatkan perlindungan dari diskriminasi dan hak berpartisipasi.
Terpenuhinya hak dasar anak seperti pemenuhan hidup layak, pendidikan, kesehatan diharapkan mampu membentuk anak yang memilik kemampuan yang ada dalam diri individu anak untuk kembali pulih dari suatu keadaan yang menekan dan mampu beradaptasi dan bertahan dari kondisi tersebut serta mengatasi kesulitan, semangat dalam belajar, kreatif, sehat dan tetap gembira sehingga menjadi anak yang tangguh.
Narwasty menjelaskan, di saat Pandemi COVID-19 hak- hak anak terabaikan ketika berada di lingkungan sekolah, mereka tidak dapat berinteraksi dengan teman sebayanya, keseharian anak ikut berubah, kegiatan belajar mengajar harus berada dalam jaringan ini yang sedikit terganggu tetapi dengan semakin melandainya Covid-19 hak-hak anak sudah didapatkan.
“Saya bersyukur Covid- 19 semakin melandai dan hak- hak anak sudah bisa didapatkan kembali. Kita sebagai orangtua, guru bergandengan tangan untuk tetap memperhatikan prokes kepada anak- anak dalam situasi belajar seperti saat ini. Saya bersyukur SMPN 2 Waingapu bisa melaksanakan MPLS saat ini, sehingga anak- anak bisa bereksplorasi di sekolah,” terangnya.
Terkait maraknya kasus kekerasan terhadap anak, Narwasty menjelaskan kekerasan bukan hanya terjadi dan dilakukan oleh orangtua saja melainkan orang terdekat.
Baca Juga: Khilafah Terdeteksi di NTT, Ansy Lema: Aparat Hukum Harus Tindak Tegas!
“Jadi kekerasan terhadap anak bukan dari orangtua tetapi juga dari orang terdekat. Di sini peran orangtua sangat penting. Beberapa orang mungkin tidak ambil pusing saat melihat anak mengalami kekerasan, bahkan beberapa di antaranya tidak ingin bilang ikut campur sehingga memilih acuh tak acuh, padahal sikap seperti ini yang memicu kekerasan bertambah parah,” ungkap Narwasty.
Diharapkannya kita sebagai orangtua memberi spirit, pendampingan ketika mereka berada di luar.
“Kita harus memberi perhatian ekstra bagaimana mereka di luar, memberi arahan dan tuntunan kepada anak- anak untuk selalu berhati- hati,” ungkap istri Sekda NTT Domu Warandoy.
Harapan kepada anak- anak di seluruh wilayah NTT di momen Hari Anak Nasional agar anak- anak diberi ruang untuk selalu mawas diri, dengan membuat sesuatu yang bermanfaat seperti ada lomba mewarnai, menari, pidato, hingga memperoleh prestasi.