TOLERANSI, suluhdesa.com | Perayaan Kamis Putih adalah salah satu perayaan penting dalam tradisi Gereja Katolik. Perayaan ini jatuh pada hari Kamis sebelum Paskah dan mengenang perjamuan terakhir Yesus Kristus dengan para murid-Nya sebelum Ia disalibkan.
Pada Kamis Putih, Gereja Katolik mengadakan misa khusus yang disebut Misa Perjamuan Terakhir atau Misa Kudus.
Selama misa ini, umat Katolik mengingat peristiwa perjamuan terakhir Yesus Kristus dengan mengulangi tindakan Yesus dalam membagikan roti dan anggur kepada para murid-Nya.
Perayaan ini juga mencakup ritual mencuci kaki, di mana seorang imam atau uskup mencuci kaki para umat yang hadir dalam misa, meniru tindakan Yesus yang mencuci kaki para murid-Nya.
Setelah misa, sakramen Ekaristi atau komuni kudus diberikan kepada umat Katolik.
Biasanya, altar di gereja akan ditanggalkan dan terdapat penutup yang menutupinya untuk menandakan suasana berkabung selama hari Jumat Agung.
Selain itu, pada Kamis Putih, gereja-gereja Katolik juga mengadakan doa penutup tenebrae atau pencahayaan redup, di mana serangkaian kandil akan dipadamkan secara bertahap, menggambarkan kesedihan atas pengkhianatan Yesus oleh Yudas dan penangkapan serta pengadilan-Nya.
Awal Mula Kamis Putih
Sejarah perayaan Kamis Putih dalam tradisi Gereja Katolik dapat ditelusuri kembali hingga abad ke-4.
Pada saat itu, perayaan ini disebut "Dies Mandatum" atau "Hari Perintah", merujuk pada perintah Yesus kepada murid-murid-Nya untuk saling mencuci kaki (Yohanes 13:14-15).
Perayaan ini kemudian berkembang menjadi perayaan yang lebih besar, mengingat peristiwa perjamuan terakhir Yesus dan penyerahan-Nya dalam Ekaristi.
Pada abad ke-7, Paus Sergius I memperkenalkan kebiasaan mencuci kaki selama misa pada Kamis Putih.
Seiring berjalannya waktu, perayaan Kamis Putih semakin diakui dan menjadi perayaan yang penting dalam liturgi Gereja Katolik.
Hari Kamis Putih ditetapkan sebagai hari raya universal oleh Paus Pius V pada abad ke-16 dan sejak itu perayaan ini telah dirayakan oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Liturgi Kamis Putih
Liturgi Kamis Putih dalam Gereja Katolik biasanya diawali dengan prosesi menuju altar yang diiringi dengan lagu "Pange Lingua" atau lagu-lagu lain yang sesuai.
Setelah itu, dilakukan pembacaan Injil tentang perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya.
Artikel Terkait
Umat Beragama Lain Dapat Berpuasa Selama Bulan Ramadhan Karena Alasan Ini
Ini Alasannya, Gereja Katolik Sangat Menghormati Bunda Maria
10 Peristiwa Penampakan Bunda Maria di 4 Benua, 3 Yang Belum Diakui Gereja Katolik Secara Resmi
Keuntungan Berpuasa Bagi Kehidupan Sosial Bermasyarakat, Apakah Benar?
Sekalipun Berpuasa Kualitas Tidur Tetap Terjaga, Baca Tips dan Sarannya
Semana Santa, a famous and unique Holy Week Celebration in Indonesia, What's Different to Other Countries
Terima Panitia Paskah Bahari Klasis Kupang Kota Timur, Gubernur NTT: Kegiatan Harus Berdampak Bagi Jemaat