LARANTUKA, suluhdesa.com | Para Ketua Komisi Kitab Suci keuskupan se-Nusra dan SVD Indonesia melaksanakan pertemuan tahunan di rumah khalwat unit Mgr. Gabriel Manek, SVD, Weri, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/05/2022) sampai Senin (16/05/2022). Peserta sebanyak 24 orang berasal dari Keuskupan Atambua, Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Agung Kupang, Denpasar, Larantuka, Maumere, Ruteng, Weetebula, serta SVD Ende, Jawa, Ruteng, Timor. Tema pertemuan tahunan Delkit Nusra 2022 adalah membaca Kitab Suci dengan teliti. Tema ini dipilih dalam rangka studi bersama para Delegatus Kitab Suci tiap keuskupan se-Nusra dan SVD untuk meningkatkan kapasitas pendalaman Kitab Suci.
BACA JUGA: Perayaan Ekaristi Buka Perkuliahan di Fakultas Filsafat Unwira Kupang Pekan Doa Sedunia di Camplong Resmi Ditutup, Doa dan Karya DilanjutkanHadir sebagai narasumber dalam studi bersama ini adalah RP Itho Dhogo, SVD. Lulusan Institut Biblicum Roma ini memaparkan beberapa metode pendalaman teks Kitab Suci dengan melihat secara cermat kata-kata yang tertulis, yang selama ini luput dari perhatian. "Setiap kata dalam teks Kitab Suci merupakan kata pilihan yang diinspirasi Roh Kudus. Karena itu, setiap kata memiliki makna rohani yang penting bagi umat kristiani," tegas Dosen Kitab Suci Sekolah Tinggi Filsafat Ledalero ini. Para peserta dituntun untuk mendalami Kitab Suci dalam tiga tahap yaitu teks, konteks dan aplikasi. Pada tahap teks, peserta membaca teks secara teliti dan penuh perhatian. Dianjurkan, kata Pater Itho, supaya minimal membaca teks sebanyak tiga kali sebelum maju ke tahap berikut. "Dengan cara ini kita akan menemukan banyak hal berupa pesan teks yang terungkap dari teks. Pada tahap ini kita meneliti beberapa unsur yaitu tokoh atau kharakter, waktu, tempat, kata kerja, angka, dan lain-lain. Sedapat mungkin karakter yang diteliti adalah yang bukan manusia, yang sudah lazim direnungkan. Misalnya pohon ara, perahu, jala, rumput, dan sebagainya. Begitu pula kata kerja misalnya menengadah, mengumpulkan," demikian dijelaskan Wakil Ketua Lembaga Biblika Indonesia ini.

-